20090608

Reformasi Mata Pelajaran Sekolah Berbasis Nilai-Nilai Subtancy

Reformasi Mata Pelajaran Sekolah Berbasis Nilai-Nilai Subtancy

A. Latar Belakang:
1. Berawal dari pengalaman studi psikologi.disini khususnya psikologi belajar.
2. seiring penerapan ilmu pengetahuan yang bermuara pada kebutuhan & kajian (jurusan pada SMU & bangku kuliah) selama ini.
3.memisalkan, mata pelajaran yang ada kurang efisien dan mengada-ada (meskipun bermanfaat secara pragmatis)
4. dalam sebuah kasus seorang peserta didik lebih fokus pada satu bidang mata pelajaran yang dianggap mumpuni untuk mempengaruhi mata pelajaran lainnya.
5. kata dokter yang merawat Ibu (almh.) kami dulu mengatakan kalau nilai Kimia 100% benar semua besar kemungkinan diterima di kedokteran.
6. dulu kakak saya tidak terlalu fokus pada SMK-nya akan tetapi UMPTN (sekarang SPMB)
7. kami tidak suka hafalan, tahu sendiri dari sekolah s.d kuliah kemampuan memori selalu dikagumi selama pelakasanaan SPMB/UTS/UAS/Kuis-Kuis berlangsungggg... selepas itu.... ???. setelah lulus... ???. Gen-MeM (generasi memoRi) tak beraplikasi. tak ayal perdebatan jalanan yang gag penting dengan pembahasan yang penting teori atau praktek selalu terdengar di warung Indonesia ku tercinta ini ketika membahas tema kemampuan bertahan hidup. lebih dari itu yang berprestasi terfasilitasi dan yang gag(?).

B. berdasarkan pertimbangan diatas kami melihat:
kami melihat ternyata dalam ilmu pengetahuan yang diajarkan selama duduk dibangku sekolah saling membunuh satu sama lain (ada hal yang diprioritaskan diantara yang diprioritaskan). jadi, nilai kepragmatisan itu ada. jadi:
1. efisiensi mata pelajaran perlu dilakukan untuk mencegah ilmu-ilmu pengetahuan yang kurang bermanfaat untuk kedepannya.
kurang bermanfaat ini ditinjau dari nilai-nilai kepragmatisan. peserta didik bisa memanfaatkan/mencari media internet,dls atau bertannya. berdasarkan kebutuhannya.sekali lagi berdasarkan kebutuhannya, bukan pengetahuan yang didapat selama ini di bangku sekolah dengan membuka buku.
2. perlu dilakukan kajian ulang tentang pembagian antara ilmu dan pengetahuan dasar beserta standartnya. yang parameter kedepannya memiliki manfaat akan prestasi-prestasi yang ada kedepannya dalam ranah pekerjaan/jurusan perkuliahan.
standar itu misal:
ilmu dan pengetahuan dasar dimana memiliki dampak panjang bagi peserta didik secara PRESTASI berdasarkan parameter dasar dari sebuah ilmu (jurusan pada SMU/kuliah misalnya) kelak nantinya. Bukannya suatu pengetahuan yang bisa ddan biasa dengan mudah memanfaatkan/mencarinya di media internet,dls atau bertannya pada ahlinya sembari duduk-duduk di pos ronda (karena peserta didik memang tidak memiliki bekal pengetahuan yang mumpuni, belom waktunnya).
contoh:
menghapus pelajaran geografi atau menghapus pengetahuan tentang topografi, pencitraan, satelite, proyeksi bahkan bila ada membahas tentang pengetahuan Tsunami dan kemudian dijadikan soal dan terpaksa harus dihafalkan. kami rasa tidak penting, karena peserta didik bisa memanfaatkan/mencari media internet,dls atau bertannya. kami menyebutnya setengah mengada-ada (antara panting gak penting). lebih baiknya pelajaran-pelajaran tersebut diganti dengan matematika, fisika terapan.

C. kedepannya:
bilamana didapati sebuah standar ilmu pengetahuan yang bermanfaat. maka selama proses belajar mengajar yang ada adalah melatih peserta didik untuk mengulang-ulang pelajaran dan mengembangkannnya (research). kelak ketika bekal dasar dimiliki cukup kuat mereka mampu membaca permsalahan dan tinggal memecahkannya (berdaya guna).

D. kekurangan:
1. tidak tahu latar belakang diambilnya sebuah ilmu pengetahuan yang tersaji pada buku-buku pelajaran selama ini.
2. selama diikutkan dalam soal (diujikan) itu yang saya anggap sebuah ilmu pengetahuan memiliki makna besar. point/skor bo!.
3. tidak tahu persis bakat dan minat peserta didik. solusinya disini mungkin???? kan ada psikotes dan masukkan aja sekolah olahraga, keterampilan, dll.
4. belum menemukan penelitian pasti tentang jam belajar yang tepat sehingga mempengaruhi waktu yang efisiensi dan reformasi mata pelajaran. misal: jika ada pengurangan mata pelajaran, maka jam mata pelajaran yang hilang itu diganti dengan apa.

E. pesan:
mata pelajaran yang berhubungan dengan identitas diri beragama/berbangsa/berdaerah perlu ada untuk mewujudkan sikap diri.

"kelihatan sekali kami memanfaatkan media blog ini untuk curhat dan merekomendasikan matematika sebagai ibu ilmu pengetauhuan"^_^he9x

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger