20150611

Organisasi Sakit, Tukang Ngatok Adalah Penyakitnya

Di lingkungan yang syarat perpolitikan bisa saja interaksi dengan atasan/ steak holder di salah artikan.
Jahu dianggap unfriendly, dekat dianggap "NGATOK !!"; Diam dianggap merancang strategi, aktif dianggap "Golek Rai !!" Dan bisa sebaliknya. Tergantung bagaimaa isi otak masing-masing personal yang bisa disebut tejebak oleh system hierarchy.
Kekacauan interaksi itu terjadi karena atasan/ steak holder yang:
1. Tidak adil/ profesional. Atau,
2. Tidak cakap membedaan aksi bawahannya yang NGATOK !!! dan tidak.
3. Tidak memiliki wibawah.
Sehingga atasan/ steak holder tidak memiliki batasan diri. Lebih-lebih bawahannya dianggap sebagai sarana aktualisasi bahkan sebagai tempat mendapatkan rewards kepada bawahannya yang akhirnya membawa pada terbentuknya sebuah kelompok eksklusif (baca: atasan/ steak holder dan TUKANG NGATOK !!).
Yang awalnya mungkin penilaiannya yang subjektif (baca: Suka atau tidak suka) dilakukan sendiri oleh atasan/ steak holder kepada bawahannya. Akhirnya juga ditentukan kelompok eksekutif itu.
Mungkin ada baiknya 1) Disikapi biasa saja; 2) Tidak terjebak pergaulan TUKANG NGATOK !!; 3) Tidak mendengar upaya TUKANG NGATOK !! mendeskreditkan satu atau beberapa temannya dengan mencari-cari kesalahan lalu berteriak berharap respon dari keseluruhan atau atasannya; 4) Stay cool; 5) Professional dengan menunjukkan prestasi dan; 6) Memasrahkan diri kepada TYME adalah jalan terbaik dibandingkan harus disibukkan membuat klarifikasi atas tuduhan TUKANG NGATOK atau bahkan mencari upaya agar keluar dari system. ‪#‎Santai_Mbak_Broo‬

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger