lihatlah diluar sana, seorang sarjana keluaran PTS tertentu terbatasi dalam mencari karir hanya karena "kesalahan" oknum yang seharusnya tidak etis untuk digenaralisir atas sebuah kesalahan besar. saya yakin beberapa perusahaan BUMN/BUMS lebih memiliki cara pandang yang lebih objektif dan etis atas calon pegawainya tanpa mempertimbangkan PTS tertentu.
tidakkah PTS tertentu menawarkan pada calon mahasiswannya untuk masuk di PTS tersebut dengan harga terjangkau.
tidakkah kita tahu kepandaian tidak ditentukan PTS/PTN.
tidakkah psikotes mampu menyaring calon karywan terbaik-terbaik Dan, seharusnya efisiensi dalam penerimaan calon karyawan terbaik-terbaik dan "kesalahan" (fasilitas, pergaulan, aktreditasi, opini publik) atas lingkungan PTS tertentu tidak harus membunuh seorang sarjana yang dianggap sudah dewasa.
lihatlah pernah ada suatu massa di Indonesia Raya ini seorang bernama Adam Malik yang lebih dihormati dan disegani meskipun tidak mengenyam pendidikan lebih tinggi.
tidakkah kita sadari selama ini diskriminasi itu masih ada. self-ability seseorang di PTS tertentu masih diragukan hanya karena "kesalahan" oknum. keterbatasan pengetahuan bahasa tertentu menjadikan seseorang memaksakan diri harus mengikuti kursus dengan menambah biaya lagi. tidak ada penghormatan atas liberalisasi tak terkendali ini.
ini adalah persaingan! entah saya tidak bisa berbuat banyak!. karena saya adalah bagaian dari 'lelaki pencari kesejahteraan lebih baik'.
seharusnya psikotes murni (tanpa KKN) dan biaya mampu menganali ini semua dengan baik pikirku!.
saran:
1. pemerintah dan institusi pendidikan
+masukkan kurikulum bahasa tertentu pada setiap sekolah SAMPAI TINGKAT cukup mengusai.
2. masyarakat organisasi/industri:
+tidak ada batasan dalam penerimaan calon karyawan (gengsi donk bila BUMS/BUMN tidak mampu merekrut banyak calon karyawan dengan latar belakang berbeda)
meskipun (Indeks Prestasi Komulatif sedikit di Abaikan sebagaian/sepenuhnya) IPK.
3. psikolog & programer:
+kembangkan progarm softwere psikotes cepat (waktu) di dunia maya dengan ID tunggal yang tidak bisa di replay lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar