
Tergoda
orang yang merasa penghargaan dirinya tingggi cenderung tidak agresif menggoda orang lain.
orang yang merasa penghargaan dirinya rendah cenderung agresif menggoda orang lain.
Penggoda
orang yang merasa penghargaan dirinya tingggi cenderung tidak tergoda orang lain.
orang yang merasa penghargaan dirinya rendah cenderung tergoda orang lain.
Ingat!.
Jika kita objek penggoda, seharusnya yang menjadi bahan pertimbangan adalah mencari kelebihan dari orang lain (baca:penggoda) tersebut dengan positive thingking. kami yakin ada sesuatu potensi yang lebih dari setiap orang!.
jika kita penggoda, seharusnya mengenali orang yang akan kita goda:
Orang yang merasa penghargaan dirinya tingggi cenderung sulit.
Orang yang merasa penghargaan dirinya rendah cenderung mudah.
Ingat!
Jangan samakan teknik/sikap/perbuatan antara orang yang merasa penghargaan dirinya tingggi dengan orang yang merasa penghargaan dirinya rendah. misal pakai cara sinetron/apa.
karena,
Orang yang merasa penghargaan dirinya tingggi cenderung mengkomplekskan masalah, jangan sampai dipikirannya mengatakan"akh! kamu sederhana???, kamu standart???, kamu mudah ditebak???, kamu gak ada tantangan???, kamu basi???", kamu gak ada yang menarik???.
Orang yang merasa penghargaan dirinya rendah cenderung menyederhanakan masalah. dipikirannya "setelah itu???", "setelah itu???", "setelah itu???".
kita tahu kita punya derajat pengelihatan atas penghargaan diri kita. yup! kita "ada di dalam dunia". aku akui mengalami apa itu minder, dan pada akhirnya putus asa, impoten, menjahu, diam, dll hal itu karena rasa penghargaan diri memang ada dan berbeda-beda pada setiap orang.
Orang yang merasa penghargaan dirinya rendah cenderung menghargai orang yang merasa penghargaan dirinya tinggi.
Orang yang merasa penghargaan dirinya tinggi cenderung kurang menghargai orang yang merasa penghargaan dirinya rendah.
Tapi akan lebih nyaman jika kita saling mengenal dan menganggap sebagai pelengkap potensi masing-masing (kamu dan kelebihanmu aku dan kelebihanku). yup! banyak orang mudah menangkap penampilan luar (physic). Astagfurullahh...
dari ini maka didapati "nilai jual". apa yang kamu jual/tawarkan dari saya sehingga saya tertarik!.
"ku jual kekayaanku..."
"ku jual kecakepanku..."
"ku jual kepandaianku..."
"ku jual penampilanku..."
"ku jual dll"
_________________________________________________________________________
beberapa sahabat terbaik saya secara implicit mengatakan bahwa logika hanyalah logika tanpa hati. setidaknya semua tahu bahwa deskripsi "nilai jual" pada intinya memberikan kita ketertarikan termasuk cara kita melihat orang lain termasuk hati di dalamnya. bukankah kita tahu orang lain memiliki kualitas "nilai" sehingga membuat kita tertarik atau tidak Dengan akal yang diberikannya kami menjelaskan hati. Alhamdulillah....
jika Tuhan tidak ada/tiada "nilai" mengasihi, mencintai, menyayangi adalah kosong dan seharusnya pengemis, orang gila, glandangan, orang-orang yang membutuhkan di bumi hanguskan!. dan jika ada 10 Lenin hidup di Pulau Jawa???. Dengan akal kami menjelaskan hati.
Tahukah variable X itu ada sesungguhnya karena keterbatasan pengetahuan kita. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan kita. jika kita tahu isi dalam tas, kita pun tahu dengan pengetahuan kita apa isinya!. tuhan mungkin terlalu sibuk mengurusi kita jika kita menanyakan bisa jadi ada tambahan/pengurangan buku lain yang tidak kita ketahui. ????
_________________________________________________________________________
Jika apa yang dijual itu menurun nilainya pada akhirnya (tidak seperti nilai semula) seharusnya kita tidak membiarkannya begitu saja karena kita berTuhan. demi Tuhan Maha Pencipta lakukanlah...
Ingat!
Semua memang tergantung cara kita menyikapi dan menghargai manusia!.
Bijaksanalah...
lihatlah "nilai jual" anda (bahasa nyonya kami Ngaca!) sebelum mengawalinya untuk mengukur peluang.
Keep semangatttt.... baca artikel-artikel mengenai hal-hal/tips yang disukai wanita yang bersifat teknis dan gunakan selama proses berlangsung,
Ingat!
kita harus pinter-pinter dalam memilih dan memilah tips itu masalahnya tergantung kualitas penghargaan diri subjeknya, jika atas pertimbangan pengorbanan energi, biaya, dll jangan-jangan tips apa yang kamu kerjakan terlalu over????. padahal dia gak minta apa-apa kecuali cukup perhatian dari kamu.
Saran kami:
Berikan kepastian!
Kalo suka lakukan aksi selanjutnya!.
Kalo gak suka manfaatkan dia.
Bijaknya diam aja! cuek (menjahu)?!.
Jadilah dirimu sendiri jika kamu tidak menginginkan tantangan misal, menikahi Dian Sastro!.
Jodoh memang tidak jahu dari kita (mengidentifikasi & mengenal). Yup! mau mengawali/tidak.
Kami persilahkan re-evaluasi!.
Diluar itu semua:
jika kita tahu??? sebenernya gak ada yang menarik. Entah suatu saat nanti akan ada trend fast love (bukan dijodohkan) dimana kita memilih pasangan dengan sungguh-sungguh dan banyak pertimbangan tanpa basa-basi (art) langsung pacaran/kawin, sampai mati. Selesai!. Tentu dengan masyarakat yang baik dan saling percaya dan mempercayai. atau ini mungkin hanya rasa prustasi kami....