
"Tambah sipae........................arek-arek"
Love melulu!
laki-laki itu:
1. pikiranya panjang meskipun dengan perkenalan yang menyenangkan/tidak.
laki-laki itu bisa memodeling wanita dengan menciptakan pangeran bagi wanitanya.
seharusnya wanita menilai gak hanya dari penampilan luarnya
seharusnya usia pacaran waktu dewasa aja
seharusnya laki-laki menunjukkan sifat aslinya
2. tanggung jawab sosial yang besar sehingga tidak jarang terbiasa melajang.
seharusnya percaya diri jika merasa mampu.
wanita itu:
1. situationable (disadari/tidak mengkahwatirkan keadaannya yang lemah secara kodrati (fisiologis/psikologis) baik sekarang dan akan datang)
seharusnya wanita menilai gak hanya dari penampilan luarnya tapi juga dalamnya.
seharusnya wanita tidak mudah menyimpulkan secara sederhana ("ada waktu ini") atau terjebak situasi, bukanya ketika mencoba menangkap (berfikir kebelakang) antara watu lalu, sekarang dan "akan datang" akan bisa menyimpulkan secara garis besar apa maksud, arah dan tujuan laki-laki.
2. Tidak menyadari kebutuhan dan keinginan laki-laki sekarang dan akan datang yang sebenarnya.
seharusnya wanita tidak salah pilih
Citra kuat laki-laki/wanita
1. karena ada motive "tersembunyi"
wanita : terjebak mencari jaminan yang lebih
kami mensinyalir justru wanita yang mendapat tekanan sosial lebih besar akan cepat memutus laki-laki yang belum jelas menjamin status sosialnya. yup! usia-usia menginjak dewasa.
laki-laki : mencari kepuasan
kami mensinyalir laki-laki tidak terlalu dipengaruhi tekanan-tekanan sosial, sehingga selama proses pacaran cenderung lama dan bertahan.
2. atau memang dasar penanaman moral laki/wanita/diantara keduanya kuat dengan niat dan serius. Tidak salah orang jawa mengatakan cari "seng ngerti agomo" (red. yang ngerti agama). tentu parameter pola asuh keluarga bisa dijadikan parameter hal tersebut.
Artinya:
1. ada yang lemah atau ngalah dan mudah dipengaruhi/dikontrol.
kami melihat kebanyakan yang ngalah laki-laki (dalam rumah tangga)
2. jika semua kuat tidak ada kepercayaan/terjadi crash!
orang umumnya menyebutnya Egois (gak cocok!), dan ini sering dimanfaatkan untuk memutus hubungan.
3. jika semuanya lemah maka tidak ada yang menjadikanya "hidup."
tapi kami belum menemukan hal ini, pasti ada perbedaan kuat dan lemah/mempengaruhi/dipengaruhi dalam ber"organisasi"
4. lebih bijaknya menerima (ikhlas), memahami, menghormati dan mengerti.
kami melihat justru terjadi pada orang yang kritis (berpendidikan)/setara.
Sayang juga uda umum ada upaya pelegalan hubungan pacaran "tanpa batas" jika ada kekosongan waktu.
wanita : hanya untuk mengisi waktu kehidupan.
laki-laki : hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
after that, ganti lagi dan ganti lagi (barang apa coba!) akhirnya menikah dan kelihatan mempermainkan kehidupan karena jatuh pada orang yang salah??? toch jatuh pada orang yang tepat sama saja! karena kehidupan yah kayak gini ini, memang semunya tergantung kita bagaimana menyesuaikan keadaan kita karena kita sudah berfikir matang-matang untuk memilih artinya kita sudah siap untuk menerima segala konsekuensi dan karena kita sudah menjadi satu.
kami melihat pada dasarnya semuanya sama secara kebutuhan fisiologi/psikologis yang membedakan cuma kualitas menghargai kehidupan, kuantitas hanya bagaimana kita menghargai pengaruh sosial yang berkembang.
"Menikahhhhhhhhh......... Yuk!"
laki-laki itu:
1. pikiranya panjang meskipun dengan perkenalan yang menyenangkan/tidak.
laki-laki itu bisa memodeling wanita dengan menciptakan pangeran bagi wanitanya.
seharusnya wanita menilai gak hanya dari penampilan luarnya
seharusnya usia pacaran waktu dewasa aja
seharusnya laki-laki menunjukkan sifat aslinya
2. tanggung jawab sosial yang besar sehingga tidak jarang terbiasa melajang.
seharusnya percaya diri jika merasa mampu.
wanita itu:
1. situationable (disadari/tidak mengkahwatirkan keadaannya yang lemah secara kodrati (fisiologis/psikologis) baik sekarang dan akan datang)
seharusnya wanita menilai gak hanya dari penampilan luarnya tapi juga dalamnya.
seharusnya wanita tidak mudah menyimpulkan secara sederhana ("ada waktu ini") atau terjebak situasi, bukanya ketika mencoba menangkap (berfikir kebelakang) antara watu lalu, sekarang dan "akan datang" akan bisa menyimpulkan secara garis besar apa maksud, arah dan tujuan laki-laki.
2. Tidak menyadari kebutuhan dan keinginan laki-laki sekarang dan akan datang yang sebenarnya.
seharusnya wanita tidak salah pilih
Citra kuat laki-laki/wanita
1. karena ada motive "tersembunyi"
wanita : terjebak mencari jaminan yang lebih
kami mensinyalir justru wanita yang mendapat tekanan sosial lebih besar akan cepat memutus laki-laki yang belum jelas menjamin status sosialnya. yup! usia-usia menginjak dewasa.
laki-laki : mencari kepuasan
kami mensinyalir laki-laki tidak terlalu dipengaruhi tekanan-tekanan sosial, sehingga selama proses pacaran cenderung lama dan bertahan.
2. atau memang dasar penanaman moral laki/wanita/diantara keduanya kuat dengan niat dan serius. Tidak salah orang jawa mengatakan cari "seng ngerti agomo" (red. yang ngerti agama). tentu parameter pola asuh keluarga bisa dijadikan parameter hal tersebut.
Artinya:
1. ada yang lemah atau ngalah dan mudah dipengaruhi/dikontrol.
kami melihat kebanyakan yang ngalah laki-laki (dalam rumah tangga)
2. jika semua kuat tidak ada kepercayaan/terjadi crash!
orang umumnya menyebutnya Egois (gak cocok!), dan ini sering dimanfaatkan untuk memutus hubungan.
3. jika semuanya lemah maka tidak ada yang menjadikanya "hidup."
tapi kami belum menemukan hal ini, pasti ada perbedaan kuat dan lemah/mempengaruhi/dipengaruhi dalam ber"organisasi"
4. lebih bijaknya menerima (ikhlas), memahami, menghormati dan mengerti.
kami melihat justru terjadi pada orang yang kritis (berpendidikan)/setara.
Sayang juga uda umum ada upaya pelegalan hubungan pacaran "tanpa batas" jika ada kekosongan waktu.
wanita : hanya untuk mengisi waktu kehidupan.
laki-laki : hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
after that, ganti lagi dan ganti lagi (barang apa coba!) akhirnya menikah dan kelihatan mempermainkan kehidupan karena jatuh pada orang yang salah??? toch jatuh pada orang yang tepat sama saja! karena kehidupan yah kayak gini ini, memang semunya tergantung kita bagaimana menyesuaikan keadaan kita karena kita sudah berfikir matang-matang untuk memilih artinya kita sudah siap untuk menerima segala konsekuensi dan karena kita sudah menjadi satu.
kami melihat pada dasarnya semuanya sama secara kebutuhan fisiologi/psikologis yang membedakan cuma kualitas menghargai kehidupan, kuantitas hanya bagaimana kita menghargai pengaruh sosial yang berkembang.
"Menikahhhhhhhhh......... Yuk!"