

MENYOAL SEBAB-SEBAB KKN (II)
PERILAKU APAKAH INI
1. kepatuhannya dan pemfiguran orangtua yang berlebihan atau reaksi yang berlebihan atas keadaan (perekonomian) orangtua
2. mulanya semangatnya luar biasa (obsessif)
3. apapun dilakukan demi meraih karir, jabatan dll
4. melihat peluang (sepekulatif) dan biasanya dilakukan secara grombolan (kolektif)
5. kalo pulang gak bawah hasil jadi gak enak ama lingkungan sekitar, bahkan dibela-belain hutang dan juga mungkin korupsi.
6. kalo sudah enak lupa dan ditingkatkan lagi dan lagi dan membentuk tingkatan persaingan yang baru.
KALO MASIH PUSING WE TAKE EASY, CHECK THIS IDEA:
orang-orang yang merasa dirinya menjadi kebanggaan karena sebab:
1. orangtua yang menanamkan nilai-nilai "spiritual" (dengan/tanpa menjelaskan keadaan ekonomi) baik darin dalam maupun dari luar sehingga memunculkan motifasi yang berlebihan dan mungkin mencoba menutupi perilaku sebenarnya sehingga terkesan tidak apa adanya atau takut dimarahi orangtua karena kepatutan dan kepatuhan berlebihan yang di dapat dari stigma agama dan masyarakat yang telah membudaya dan berlebihan.
2. terjebak dalam stigma kecemasan masyarakat bila image yang dibangun ternyata pada kenyataannya adalah kebohongan atau keniscayaan.
bahasa ringgannya "mundur adalah sebuah kesalahan dan kegagagalan adalah hal yang fatal" dengan kosekuensi menurunnya derajat sosial (social image)tidak hanya dirinya tapi juga keluarganya!!!.
BAGAI DIA KKN ADALAH:
Kolusi dilakukan demi percepatan "perekonomian"
Korupsi dilakukan demi menanamkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat
Nepotisme dilakukan demi menjaga perekonomian dan kepercayaan masyarakat untuk anak dan cucu.
PEMIMPIN YANG ANTI KKN ADALAH:
1. punya anggapan kekayaan, dll tidak dibawah mati
2. tidak takut dengan kegagalan dan penolakan sosial tertentu (penurunan derajat sosial-social image)
3. tidak takut anaknya nanti melarat atau punya anggapan sepenuhnya diserahkan kembali pada anaknya.
MASYARAKAT YANG BAIK ITU:
1. menerima kegagalan orang yang selama ini memberikan citra positive.
2. non patriarki.
3. tidak "rasan-rasan" (menggosipi) tetangganya yang anak atau/dan orangtua yang mengalami kegagagalan.
4. memberikan kontrol dan penilaian yang baik tanpa memandang siapa dan bagaimana seseorang itu.
ORANG TUA YANG BAIK ITU:
1. menyerahkan tanggungjawab pada anak sepenuhnya kelak dia dewasa.
2. memberikan perhatian yang cukup.
3. menerima kegagalan anak dan memberikan arahan yang baik.
4. tidak memberikan jaminan dan fasilitas berlebihan.
5. mengajarkan betapa penitingnya pertanggungjawaban moral (akhirat).
6. jika dia memilih pasangan ajarkan bagaimana mencari pasangan yang baik
tidak dapat dipungkiri masyarakat memberikan injeksi atas apa itu kekayaan, keselamatan, kesejahteraan duniawiah?.
kesemuannya itu tentu ada standard tertentu dan munculnya definisi KKN tentu dilatarbelakangi perilaku masyarakat.
ANDA DAN KAMI:
kami mempersilahkan anda mengkoreksi diri anda atau anda memproyeksikan diri anda kelak....
posting ini tidak berusaha mengdiskreditkan suatu pola budaya! tapi usaha kami menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk (sebab-sebab) perilaku yang memang tidak disadari. silahkan pula anda melakukan reseach dan observasi atas latar belakang koruptor dari sejarah psikologis sampai menjadi koruptor, dan antropologis masyarakat tentang dimungkinkannya perilaku korupsi.
Salam dari kami yang gak terlalu ideal bangets!
_____________________________________________________________________________________
MENYOAL SEBAB-SEBAB KKN (I)
sejahu ini kita telah menyadari seseorang yang baik yang kita kenal selama ini pada akhirnya adalah koruptor.
oleh sebab itu kami mencoba untuk mencegah dengan pendekatan psikolog. bukanya lebih baik mencegah dari pada mengobati.
hypotesis
hukum 1: nilai moral
manusia tentunya akan belajar untuk mengatasi problemmatikanya (survive) dengan menilai/memecahkan masalahnya. maka dalam hal ini proses belajar sangatlah penting dalam memberikan perilaku (punihsment-reward). hal yang sangat mudah dipahami ketika punishment mengajak seseorang untuk mencari alternatif dengan menghindarinya untuk mendapatkan reward (opperan conditioning). hal ini akan membentuk suatu reinfocement. nilai moral ini di dapat ketika keluarga memberikan alternatif (pelajaran):
1.baik untuk dirinya, keluarga & buruk untuk orang lain
kecenderungan di dalam keluarga ditanamkan nilai-nilai yang tinggi akan tetapi kurang mempedulikan lingkungan. di dapati kemungkinan sistem partriarki-feodal yang menjadikan sebuah obsessi.
2.baik untuk dirinya, buruk untuk keluarga & orang lain
kecenderungan memiliki tingkat kemapanan yang kuat terdapat penolakan dalam keluarga dan lingkungan&mendambakan hubungan yang intim
3.buruk untuk dirinya, baik untuk keluarga & baik untuk orang lain
kecenderungan memiliki rasa percaya diri yang kurang terlibat dalam usaha mencampuri orang lain
4.buruk untuk dirinya, buruk untuk keluarga & baik untuk orang lain
kecenderungan keluarga memiliki tingkat spiritual yang tinggi
5.buruk untuk dirinya, buruk untuk keluarga & buruk untuk orang lain
sudah barang tentu kecenderungan hal ini bisa kita ambil dalam sistem budaya yang ada di indonesia.
(bersambung...1)
---------------------------------------------
"bahwa sistem pola pendidikan keluarga mempengaruhi kualitas "suara hati*" seseorang."
& dalam keluarga sudah terbentuk sebuah nilai kualitas nilai hukum didalamnya"
*diambil dari teori S. Freud
(bersambung...2)
---------------------------------------------
Hukum 2:kompensasi
seseorang dalam tindakannya tidak telepas dari masalah. sifat masalah adalah:
1.dibiarkan semakin bertambah
2.proses penyelesaian tergantung pada kematangan & "kekuatan"
seseorang yang matanng tentunya memiliki kebijakan yang condong lebih memikirkan bagaimana dia hidup selanjutnya artinya dia akan mempirtimbangkan lebih matang apakah sebuah penyelesaian berdampak pada kehidupanya.
3.dipengaruhi "kekuatan"/tidak
kita ambil contoh: seorang anak kecil tidak mendapatkan perhatian pada orang tuanya maka jalan yang dia pilih mengikuti orangtuanya atau sendiri "membentuk" komunitas baru.
(bersambung...3)
---------------------------------------------
pertanyaan hipotesis:
-jika keluarga kita kuat siapa musuh keluarga kita yang menjadikan kita merasa kuat?
-jika keluarga kita miskin dan keluarga kita berharap pada kita, apa yang kita lakukan untuk keluarga kita?
"keluarga kita adalah cara pandang kita menafsirkan keadaan diri kita/keluarga kita dan masyarakat kita"
(bersambung...4)
---------------------------------------------
POLA ASUH ORANGTUA:
ika anak merasa tidak diberi kebebasan, kelak anak tidak bisa mengungkapkan perasaanya pada orang lain & membalas dendam perilaku orangtua mereka pada anaknya kelak/orang yang dianggap lemah (kompensasi).
jika, anak merasa diberi kebebasan, kelak anak tidak bisa berdiri sendiri.
jika, anak dihadapkan pada ambiguitas (antara kebebasan & keterikatan) kelak anak tidak punya sikap.
BAIK-BURUK:
Kami kadang merasa baik-buruknya manusia ditentukan dari pola asuh keluarga (determism), bukankah memilih pasangan adalah hal yang subtancy yang menentukan perjalanan panjang manusia kemudian disusul ayat-ayat pendukung dalam perjalanan hidup anda. jika anda tidak merasa cocok dengan ayat-ayat tersebut maka kesalahan anda memilih pasangan.
(bersambung...5)
---------------------------------------------
bisa jadi, sebuah sistem ideologi terbentuk dari refleksi diri (sejarah psikologis) tentang kenyataan yang dihadapi meskipun orang tersebut sudah masuk dalam sebuah sistem ideologi yang berbeda.
jadi, jiwa koruptor didapati
-ketika mereka merefleksikan diri dari keadaan mereka (penderitaan diri&/keluarga)
-ketika keluarga memperlihatkan permusuhan dengan orang lain sebagai bukti eksistensi (kurang kaya, kurang terkenal, dll).
-doktrin yang terjadi hanya batasan yang sederhana dan tidak sebanding dengan sebab-sebab kebahagiaan yang dirahi/malahan memotivasi atau bersifat penanang diri dan tidak masuk kedalam kehidupan sosial.
orang-orang yang mempertahankan kelas memberikan konstribusi besar terhadap parameter mempertahankan kekuatan atau menjadi kuat.
"sayangnya kebanyakan keluarga kita tidak pernah memberikan pengetahuan-pengetahuan batasan-batasan membahagiakan keluarga dan masyarakat atau sejahu apa kita menilai diri kita benar atau salah dalam membahagiakan keluarga!."
kita ingin menjadi kaya, dll akan tetapi kita tidak melihat kualitas kita mendapatkan kekayaan, dll. ironisnya kita kalah karena kita menerima tradisi "apa adanya", pasrah, ikhlas, dll. kita mudah mengambil jalan spiritual (termudah) disaat perjuangan belum berakhir padahal seharusnya spiritual seirama dengan ikhtiar.
kita lihat keluarga siapa yang menghendaki & berpotensi praktek korupsi dilakukan!.
Hormat kami,
dentradpsy
(habis)