20080129

PSYCHOLOGI OF CORRUPTION

sejahu ini kita telah menyadari seseorang yang baik yang kita kenal selama ini pada akhirnya adalah koruptor.
oleh sebab itu kami mencoba untuk mencegah dengan pendekatan psikolog. bukanya lebih baik mencegah dari pada mengobati.

hypotesis
hukum 1: nilai moral
manusia tentunya akan belajar untuk mengatasi problemmatikanya (survive) dengan menilai/memecahkan masalahnya. maka dalam hal ini proses belajar sangatlah penting dalam memberikan perilaku (punihsment-reward). hal yang sangat mudah dipahami ketika punishment mengajak seseorang untuk mencari alternatif dengan menghindarinya untuk mendapatkan reward (opperan conditioning). hal ini akan membentuk suatu reinfocement. nilai moral ini di dapat ketika keluarga memberikan alternatif (pelajaran):

1.baik untuk dirinya, keluarga & buruk untuk orang lain
kecenderungan di dalam keluarga ditanamkan nilai-nilai yang tinggi akan tetapi kurang mempedulikan lingkungan. di dapati kemungkinan sistem partriarki-feodal yang menjadikan sebuah obsessi.
2.baik untuk dirinya, buruk untuk keluarga & orang lain
kecenderungan memiliki tingkat kemapanan yang kuat terdapat penolakan dalam keluarga dan lingkungan&mendambakan hubungan yang intim
3.buruk untuk dirinya, baik untuk keluarga & baik untuk orang lain
kecenderungan memiliki rasa percaya diri yang kurang terlibat dalam usaha mencampuri orang lain
4.buruk untuk dirinya, buruk untuk keluarga & baik untuk orang lain
kecenderungan keluarga memiliki tingkat spiritual yang tinggi
5.buruk untuk dirinya, buruk untuk keluarga & buruk untuk orang lain

sudah barang tentu kecenderungan hal ini bisa kita ambil dalam sistem budaya yang ada di indonesia.

(bersambung...1)
---------------------------------------------
"bahwa sistem pola pendidikan keluarga mempengaruhi kualitas "suara hati*" seseorang."
& dalam keluarga sudah terbentuk sebuah nilai kualitas nilai hukum didalamnya"
*diambil dari teori S. Freud

(bersambung...2)
---------------------------------------------
Hukum 2:kompensasi
seseorang dalam tindakannya tidak telepas dari masalah. sifat masalah adalah:
1.dibiarkan semakin bertambah
2.proses penyelesaian tergantung pada kematangan & "kekuatan"
seseorang yang matanng tentunya memiliki kebijakan yang condong lebih memikirkan bagaimana dia hidup selanjutnya artinya dia akan mempirtimbangkan lebih matang apakah sebuah penyelesaian berdampak pada kehidupanya.
3.dipengaruhi "kekuatan"/tidak
kita ambil contoh: seorang anak kecil tidak mendapatkan perhatian pada orang tuanya maka jalan yang dia pilih mengikuti orangtuanya atau sendiri "membentuk" komunitas baru.

(bersambung...3)
---------------------------------------------
pertanyaan hipotesis:
-jika keluarga kita kuat siapa musuh keluarga kita yang menjadikan kita merasa kuat?
-jika keluarga kita miskin dan keluarga kita berharap pada kita, apa yang kita lakukan untuk keluarga kita?

"keluarga kita adalah cara pandang kita menafsirkan keadaan diri kita/keluarga kita dan masyarakat kita"

(bersambung...4)
---------------------------------------------
POLA ASUH ORANGTUA:
ika anak merasa tidak diberi kebebasan, kelak anak tidak bisa mengungkapkan perasaanya pada orang lain & membalas dendam perilaku orangtua mereka pada anaknya kelak/orang yang dianggap lemah (kompensasi).

jika, anak merasa diberi kebebasan, kelak anak tidak bisa berdiri sendiri.

jika, anak dihadapkan pada ambiguitas (antara kebebasan & keterikatan) kelak anak tidak punya sikap.

BAIK-BURUK:
Kami kadang merasa baik-buruknya manusia ditentukan dari pola asuh keluarga (determism), bukankah memilih pasangan adalah hal yang subtancy yang menentukan perjalanan panjang manusia kemudian disusul ayat-ayat pendukung dalam perjalanan hidup anda. jika anda tidak merasa cocok dengan ayat-ayat tersebut maka kesalahan anda memilih pasangan.

(bersambung...5)
---------------------------------------------
bisa jadi, sebuah sistem ideologi terbentuk dari refleksi diri (sejarah psikologis) tentang kenyataan yang dihadapi meskipun orang tersebut sudah masuk dalam sebuah sistem ideologi yang berbeda.

jadi, jiwa koruptor didapati
-ketika mereka merefleksikan diri dari keadaan mereka (penderitaan diri&/keluarga)
-ketika keluarga memperlihatkan permusuhan dengan orang lain sebagai bukti eksistensi (kurang kaya, kurang terkenal, dll).
-doktrin yang terjadi hanya batasan yang sederhana dan tidak sebanding dengan sebab-sebab kebahagiaan yang dirahi/malahan memotivasi atau bersifat penanang diri dan tidak masuk kedalam kehidupan sosial.

orang-orang yang mempertahankan kelas memberikan konstribusi besar terhadap parameter mempertahankan kekuatan atau menjadi kuat.

"sayangnya kebanyakan keluarga kita tidak pernah memberikan pengetahuan-pengetahuan batasan-batasan membahagiakan keluarga dan masyarakat atau sejahu apa kita menilai diri kita benar atau salah dalam membahagiakan keluarga!."

kita ingin menjadi kaya, dll akan tetapi kita tidak melihat kualitas kita mendapatkan kekayaan, dll. ironisnya kita kalah karena kita menerima tradisi "apa adanya", pasrah, ikhlas, dll. kita mudah mengambil jalan spiritual (termudah) disaat perjuangan belum berakhir padahal seharusnya spiritual seirama dengan ikhtiar.

kita lihat keluarga siapa yang menghendaki & berpotensi praktek korupsi dilakukan!.

Hormat kami,

dentradpsy



(habis)

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger